Suaratebo.Net, Merangin - Pengrajin Tahu dan Tempe di pasaran mengeluh, pasalnya
dengan kenaikan Kurs Dolar yang sangat berdampak besar terhadap penghasilan pengrajin
Tahu dan Tempe.
Seperti
yang di rasakan oleh salah seorang pengrajin tahu dan tempe di kelurahan Pematang
Kandis yang tidak mau di sebut namanya (Red) bahwasanya kenaikan kurs dolar
sangat berimbas terhadap penghasilannya.
Akibat
dari kenaikan kurs dolar, pengrajin tahu dan tempe merubah ukuran tahu dan
tempe dari ukuran biasanya sedikit agak kecil, hal ini dilakukan agar perekonomiannya
tetap bertahan, karena usaha yang dilakoninya merupakan sumber penghidupannya
"Benar
mas, semua bahan pokok untuk tahu dan tempe naik, mungkin dampak dari naiknya kurs
dolar berimbas kepada kita pedagang kecil, dengan naiknya bahan pokok pembuatan
tahu dan tempe ini terpaksa kita memperkecil sedikit ukuran produknya, ini kita
lakukan untuk mengimbangi harga bahan dasarnya" curhat pengrajin tahu dan
tempe (Red) saat di jumpai di tempat pengelolah tahu dan tempe Selasa (23/10).
Terkait
keluhan pengrajin tahu dan tempe Pihak Dinas Koprasi Usaha Kecil Menengah
Penindrustrian dan Perdagangan angkat bicara dan membenarkan, bahwa memang
benar adanya keluhan dari pengrajin tahu dan tempe.
Saat
dikonfirmasi diruang kerjanya Burhan selaku Kabid Perindustrian mengatakan “memang
ada pengrajin mengeluhkan atas kenaikan bahan baku pembuatan tahu dan tempe
yang disebabkan oleh kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar, ini sangat
berdampak sekali terhadap pedagang kecil " jelasnya
Di
jelaskan lagi oleh Burhan, bahwa pengrajin tahu dan tempe hanya bisa
mengecilkan ukuran tahu dan tempe supaya usaha pengrajin bisa berjalan
lancar.
"Pengrajin
hanya bisa mengecilkan tahu dan tempe, karna dampak bahan pokok tahu, tempe
naik di pasaran, mungkin dengan mengecikan ukuran usaha bisa berjalan lancar
dan tidak gulung tikar" Tutupnya. (Qq)