![]() |
Ilustrasi gambar Paus Kardinal Robert Prevost |
Suaratebo.net - Kardinal Robert Prevost, warga Amerika Serikat, terpilih sebagai Paus baru Katolik pada hari Kamis. Ia memilih nama kepausan Leo XIV. Prevost berasal dari Chicago dan sebelumnya menjabat sebagai kepala Departemen Uskup gereja, dirangkum dari berbagai sumber pada 9 Mei 2025.
Latar Belakang Paus Baru
Prevost memiliki kewarganegaraan ganda, Amerika Serikat dan Peru, tempat ia bertugas selama bertahun-tahun. Ia dikenal sebagai seorang sentris dengan pandangan progresif pada beberapa isu sosial, namun konservatif dalam doktrin gereja.
Harapan Umat Katolik
Umat Katolik memiliki harapan besar dari Paus baru ini, termasuk inklusi bagi kelompok LGBTQ+ dan penangan isu sosial lainnya. Prevost telah menunjukkan komitmennya untuk merangkul kelompok-kelompok yang terpinggirkan.
Sejarah Paus Amerika
Prevost menjadi Paus Amerika pertama dalam sejarah Gereja Katolik. Sebelumnya, tidak ada Paus yang berasal dari Amerika Serikat, meskipun ada beberapa Paus yang memiliki pengaruh besar di negara tersebut.
Paus Baru dan Tantangan Gereja
Paus Leo XIV akan menghadapi tantangan besar dalam memimpin Gereja Katolik, termasuk isu-isu sosial dan doktrin gereja. Ia diharapkan dapat memimpin gereja dengan bijak dan membawa perubahan positif bagi umat Katolik di seluruh dunia.
Perjalanan Karier
Kardinal Prevost memulai kariernya di Gereja Katolik dengan menjadi imam dan melayani di berbagai paroki. Ia kemudian diangkat menjadi Uskup dan akhirnya diberikan kepercayaan menjadi Kardinal, sebuah posisi yang menandakan kepercayaan besar dari Gereja terhadap kemampuannya memimpin dan membimbing umat.
Imam Paroki Memulai pelayanan di Amerika Serikat.
Uskup Mengemban tugas sebagai pemimpin di keuskupan tertentu.
Kardinal Diangkat menjadi salah satu penasihat utama gereja.
Visi dan Misi
Sebagai Paus terpilih, Kardinal Prevost memiliki visi untuk membawa Gereja Katolik ke arah yang lebih inklusif dan relevan dengan tantangan zaman modern. Ia berkomitmen untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan mempromosikan dialog antaragama.
Tujuan Utama
Inklusivitas dalam Gereja Mendorong keterlibatan semua umat dalam kehidupan gerejawi.
Dialog Antaragama Membangun jembatan dengan komunitas agama lain untuk perdamaian dunia.
Peran Sosial Gereja Memperkuat peran Gereja dalam isu-isu sosial dan lingkungan.
Harapan untuk Masa Depan
Terpilihnya Kardinal Robert Prevost sebagai Paus membawa harapan baru bagi banyak umat Katolik di seluruh dunia. Dengan latar belakang dan pengalaman yang luas, ia diharapkan mampu memimpin Gereja dengan kebijaksanaan dan kasih, menjadikan Gereja sebagai pelita dalam kegelapan dan penuntun bagi umat manusia menuju kedamaian dan kesejahteraan. (Sk)