![]() |
| Waspada ! Debit Air Batanghari Meningkat, Warga Diminta Bersihkan Drainase |
Suaratebo.net - Waspada! Kabupaten Tebo, kini telah memasuki periode Musim Hujan 2025/2026, yang ditandai dengan peningkatan signifikan pada Debit Air Batanghari. Kenaikan air sungai yang melintasi wilayah ini menjadi perhatian serius, dan masyarakat diminta untuk meningkatkan Kesiapsiagaan Bencana guna mencegah dampak buruk. Peningkatan curah hujan ini sejalan dengan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai tibanya musim basah lebih awal di sebagian besar wilayah Indonesia.
Ketinggian Air Batanghari Capai 3,8 Meter, BPBD Minta Warga Waspada
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBD) Tebo, Joko Ardiawan, SP, menegaskan pentingnya kewaspadaan. Ia menyampaikan bahwa Debit Air Batanghari beberapa hari terakhir sudah mencapai 3,8 meter, namun per hari ini tinggi air sudah mencapai 4,8 meter.
"Saat ini ketinggian air Batanghari sudah mencapai 3,8 meter, tetap diminta kepada masyarakat untuk waspada, terutama yang di sekitaran bantaran sungai, dan tetap menjaga kebersihan lingkungan," jelas Joko Ardiawan. Pernyataan ini menjadi pengingat utama bagi warga yang tinggal di kawasan rawan, agar segera mengambil langkah pencegahan.
Ditambahkan Joko, kita akan tetap pantau pintu bendungan batang hari yang ada di Dharmasraya, jika pintu bendungan itu dibuka, maka kita harus waspada, artinya kiriman air akan lebih besar debitnya.
Langkah Pencegahan dan Prediksi Puncak Musim Hujan 2025/2026
Untuk meminimalkan risiko Banjir Tebo, masyarakat diimbau untuk segera membersihkan lingkungan sekitar. Pastikan drainase air tidak ada sumbatan atau sampah yang menghalangi aliran air. Tindakan proaktif ini sangat krusial mengingat BMKG memprediksi bahwa puncak Musim Hujan 2025/2026 akan terjadi pada Desember 2025 - Januari 2026, dan bisa meluas hingga Februari 2026.
Periode ini berpotensi membawa cuaca ekstrem, termasuk hujan deras yang memicu lonjakan Debit Air Batanghari lebih tinggi lagi. Dengan kewaspadaan dan kebersihan lingkungan yang optimal, risiko bencana dapat diminimalisir.(Hs)
