![]() |
| Harga Pertalite Eceran di Rimbo Bujang Tembus Rp25 Ribu, Warga Keluhkan Dugaan Penimbunan Jelang Nataru |
Suaratebo.net - Menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), keresahan melanda warga Kecamatan Rimbo Bujang akibat melambungnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di tingkat eceran. Tidak tanggung-tanggung, harga bahan bakar subsidi tersebut kini menyentuh angka hingg Rp25.000 per liter.
Kenaikan harga yang sangat drastis ini mencekik ekonomi warga, mengingat harga normal di SPBU jauh di bawah angka tersebut. Kondisi ini memicu spekulasi adanya praktik penimbunan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Keluhan Warga "Hari Ini 25 Ribu, Besok Bisa 30 Ribu"
Keresahan ini salah satunya diungkapkan oleh Alfa, seorang warga Rimbo Bujang yang terkejut dengan harga Pertalite yang terus merangkak naik setiap harinya. Ia merasa kenaikan ini sudah tidak masuk akal dan sangat memberatkan pengguna kendaraan bermotor.
"Sekarang harganya sudah Rp25.000 per liter, besok bisa jadi naik lagi sampai Rp30.000," ungkap Alfa dengan nada kesal pada Sabtu (20/12/2025).
Alfa menduga, tingginya harga di tingkat eceran bukan sekadar karena keterlambatan pasokan, melainkan adanya ulah para pelansir minyak. Ia mencurigai banyak oknum yang membeli minyak dalam jumlah besar di SPBU untuk kemudian ditimbun dan dijual kembali dengan harga berkali-kali lipat saat permintaan meningkat.
Desakan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke SPBU
Kenaikan harga BBM eceran menjelang akhir tahun merupakan pola yang sering berulang. Oleh karena itu, masyarakat mendesak pemerintah daerah dan instansi terkait untuk segera melakukan pengawasan ketat terhadap distribusi BBM di setiap SPBU.
Langkah-langkah yang diharapkan warga meliputi:
- Inspeksi Mendadak (Sidak), Memastikan SPBU tidak melayani pembelian berlebihan kepada oknum pelansir yang menggunakan jerigen atau tangki modifikasi.
- Pengamanan Pasokan, Menjamin ketersediaan stok BBM agar kebutuhan mobilitas warga selama libur Nataru tetap terpenuhi.
- Tindakan Tegas, Memberikan sanksi bagi oknum penimbun yang sengaja meraup keuntungan pribadi di atas kesulitan masyarakat.
Perlunya Pengawalan Aparat Jelang Akhir Tahun
Pasokan BBM merupakan urat nadi transportasi, terutama saat intensitas kendaraan meningkat menjelang pergantian tahun. Tanpa adanya pengamanan dari aparat kepolisian dan pihak berwenang, risiko terjadinya kelangkaan buatan akibat penimbunan akan semakin tinggi.
Warga berharap pihak Kepolisian dan Pemerintah Kabupaten dapat segera turun ke lapangan untuk menormalkan kembali harga Pertalite eceran dan memastikan distribusi BBM subsidi tepat sasaran. Kehadiran petugas di setiap titik SPBU dianggap menjadi solusi efektif untuk mencegah praktik nakal para pelansir. (HS)
