Ulah PT WKS, Satu Persatu Anak Petani Putus Sekolah

suaratebonews. blogspot. com
Ulah PT WKS, Satu Persatu Anak Petani Putus Sekolah

Suaratebo.net, Tebo -  Penyelesaian komplik lahan antara PT. Wirakarya Sakti (WKS) dan kelompok tani Sungai Landai Lubuk Mandarsah Kecamatan Tengah Ilir , terus bergulir dan semakin runyam. Dampak dari permasalahan ini, selain mengancam perekonomian warga juga membuat beberapa anak petani putus sekolah. 

Hal ini diakui oleh Yusma, dimana putranya yang kini duduk di Sekolah Menegah Pertama (SMP), terpaksa tidak melanjutkan pendidikan karena perekonomian sudah terancam.

" Gimana mau mikir sekolah anak, makan sudah susah kebun kita sudah datar dengan tanah. Kalau dak percaya tanya pak dewan kita yang sudah kesana," ungkap Yusma usai bertemu dan mediasi dengan  dewan.

Yusma mengakui tidak hanya anak nya , beberapa anak lainnya juga putus sekolah. Maka ia bersama suami terus memperjuangkan hak mereka untuk mempertahankan hak miliknya sampai titik darah terakhir. 

" Abang tahu dak, kami buka kebun pakai parang dan beliung, nerbas dan nebang kayu besar dan kami tanam karet. Disini bergantung hidup dan digusur," ungkapnya dengan meneteskan air mata.

Fakta dilapangan tampak pihak perusaan mengabaikan semua pihak, termasuk anggota dewan terhormat di kabupaten Tebo. Beberapa kesepakatan yang dibuat agar tidak melakukan pengusutan lahan. Tapi tetap dilakukan, meskipun dihadang warga bahkan mak-mak buka baju menghentikan alat berat perusahaan. 

Bersama warga anggota komisi II yang dipimpin langsung Waka II Syamsul Rizal langsung sidak ke lokasi, itupun tidak membuat pihak perusahaan gentar, Pengusuran terus dilakukan. Bahkan terakhir, undangan resmi yang sudah disepakati bersama dewan untuk mempertemukan bersama kelompok tani juga diabaikan oleh petinggi perusahaan.

Salah satu petinggi perusaan Kurniawan beralasan lagi lockdown karena banyaknya positif COVID 19. Dia minta dilakukan meeting zoom, pihak DPRD juga bersedia menyiapkan semua itu, lagi-lagi berdalih swab. Fakta ini membuat dewan yang dihadiri langsung oleh ketua DPRD dan komisi II kecewa berat dan ringam.

Akhirnya, dewan kembali menjadwalkan untuk melanjutkan persoalan tersebut dengan berbagi upaya. Antara, memberikan kesempatan untuk kepada kelompok tani duduk bersama melakukan verifikasi objek lahan mereka secara by name by address, pada  Senin (19/10/2020) dikantor camat di hadiri komisi II di dapil II.

" Ini terus kita perjuangkan , agar tidak terjadi komplik besar di Kabupaten Tebo," fungkas Syamsul Rizal.(Ns-ST)
Pos Terkait