Otak Pelaku Pembunuhan Sadis PT. TPIL Minta di Muallafkan

Bangzie
Otak Pelaku Pembunuhan Sadis PT. TPIL Minta di Muallafkan

Suaratebo.net. Muaratebo - Siapa yang tak kenal dengan perempuan paruh baya yang bernama Wirani Laia. Dia adalah otak atau dalang pembunuhan sadis  di PT TPIL tiga bulan yang lalu yang menggemparkan Kabupaten Tebo.

Wirani diketahui orang dibalik tewasnya Dona Sitorus, Ita dan Nicolas, merupakan sosok wanita bertipikal datar dan pendiam. Dan dibalik sifatnya tersebut ternyata banyak menyimpan sejuta dendam terhadap korban.

Seiring proses penyelidikan dan pengejaran hingga ke medan, kini petualangnya sudah usai. Wirani dan dua rekannya saat ini sudah mendakekam dibalik jeruji besi hingga menunggu proses persidangan. Dibalik aksinya yang menggegerkan jagat media, ada cerita haru yang patut diambil hikmahnya.

Kepala Lapas kelas II B Tebo, Ahmad Hardi, saat dikonfirmasi mengaku merasa heran terhadap sikap Wirani sejak sebulan berada di balik Jeruji besi. Kebiasaan aneh kerap ia perlihatkan selama di rutan. Beberapa sikap Wirani yang aneh ia lihat yakni prilaku Wirani kerap dihantui rasa takut yang berlebihan.

"Sering menyendiri, bahkan kalau sudah takut itu ia suka ngomong gak karuan," Kata Hardi. Selasa (13/02/2018).

Menurut Hardi, pada awalnya kebiasaan ini dinilai suatu hal yang wajar. Namun, kebiasaan aneh ini semakin hari menjadi jadi. Dirinya khawatir jika kondisi ini dibiarkan terlalu lama bakal menganggu jiwa dan psikologinya.

"Akhirnya saya temui dia dikamar tahanan untuk menanyakan apa yang terjadi dan dialami olehnya. Wirani mengaku jika ia kerap dihantui rasa takut usai membunuh," bebernya.

"Saya coba yakinkan dia, bahwa hal ini sepertinya bukan perkara mudah untuk menghilangkan rasa takut ini," timpalnya.

Lewat pendekatan preventif, dirinya mencoba meyakinkan Wirani bahwa untuk menghilangkan bayangan ketakutan dirinya harus benar-benar bersih, baik jiwa akhlak maupun pikiran. Hardi menyampaikan bahwa untuk membawa jiwa dan pikiran bisa tenang seseorang disarankan untuk menjalankan puasa selama dua bulan.

"Setelah saya komunikasi dengan dia, perlahan saya rasakan suhu badannya mulai stabil. Sebelumnya itu saya liat tatapan matanya kosong, ngomongnya juga mgawur. Yang jelas psikologinya sedikit terganggu," terang orang nomor satu di lapas Tebo ini.

Hal mengejutkan lainnya pun terjadi, keesokan harinya tanpa ada tanda tanda yang aneh, Wirani meminta agar dirinya di Muallaf kan (masuk islam). Tentunya kejadian ini membuat Hardi tersentuh dan terharu melihat keinginan Wirani yang kuat untuk menjadi mualaf.

"Saya yakinkan ke dia, kamu benar ingin masuk islam. Kamu masuk islam ada paksaan atau desakan. Dia bilang keinginan sendiri tanpa ada yang memaksa," ucap Hardi lagi.

Mendengar pengakuan dan keinginan dari Wirani, hari itu juga Hardi melantunkan lafas dua kalimat syahadat kepada Wirani. Lantas Hardi membimbing Wirani disaksikan rekan lapas yang ada di kamar tahanan.

"Tanpa dikomando proses pengislaman berjalan lancar. Saya menganjurkan mulai sekarang jalankan kewajibanmu sebagai seorang muslimah, yakni sholat dan ibadah lainnya," kata Hardi sambil terharu.

Sejak saat itu seluruh kewajiban Wirani ia jalankan didampingi oleh staf lapas yang setiap saat mengikutinya. Hal mengejutkan terlihat jika hari-hari Wirani saat ini sudah banyak yang berubah.

"Keberadaan dia saat ini lebih mapan dan banyak perubahan usai mendapatkan hidayah," tutupnya. (ST-end)


Pos Terkait