![]() |
| Kunci Sukses Karier, Bukan Hanya Skill, Tapi Attitude yang Utama Menurut BNSP RI |
Suaratebo.net - Di tengah ketatnya persaingan dunia usaha dan pekerjaan, memiliki kompetensi yang unggul adalah syarat mutlak bagi setiap individu. Namun, tahukah Anda bahwa kompetensi tidak hanya bicara soal kecerdasan teknis?
Menurut Rachmady A, Master Trainer Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) RI, kompetensi adalah paduan dari tiga elemen utama yang dikenal sebagai KSA:
- Knowledge (Pengetahuan), Pemahaman atau cara melakukan pekerjaan.
- Skill (Keahlian/Ketrampilan), Kemampuan dan keahlian praktis dalam bekerja.
- Attitude (Sikap/Kepribadian), Sikap hidup dari si pekerja.
Attitude, Fondasi yang Menentukan Daya Terima di Dunia Kerja
Dalam penjelasannya kepada guru dan siswa SMKN 1 Tebo, Rachmady A. dengan tegas menyatakan bahwa Attitude adalah kunci utama menuju kesuksesan bekerja atau berwirausaha. Elemen 'A' ini bahkan bisa menjadi penyelamat, bahkan ketika 'K' dan 'S' seseorang masih terbilang lemah.
"Bisa saja seseorang itu lemah dalam kemampuan bekerja, lemah knowledge, lemah skill tapi attitude-nya bagus maka dia masih bisa diterima di banyak tempat," ujarnya.
Sikap kerja yang baik – seperti disiplin, jujur, rajin, tepat waktu, mudah menolong, semangat belajar, dan memiliki motivasi kuat – adalah modal utama yang dicari oleh organisasi. Ini merupakan landasan pengembangan karakter yang krusial dalam bisnis dan karier.
Ancaman bagi Karier, Ketika Skill Hebat Berbenturan dengan Attitude Buruk
Sebaliknya, individu dengan Knowledge dan Skill yang mumpuni (K dan S bagus), namun memiliki Attitude (A) yang minus atau buruk, akan menghadapi kesulitan besar.
Rachmady A. memperingatkan, "seseorang yang pintar, atau seorang yang ahli, tapi memiliki sifat pemalas, pembohong, tidak tepat waktu, Sesuka Hati, suka membuat informasi palsu, atau suka berkelit dalam tanggung jawab," akan menyebabkan gangguan serius dalam pengembangan diri maupun organisasi. Sikap negatif ini membuat mereka sulit berkembang atau diterima di lingkungan kerja mana pun.
Tanggung Jawab Kolektif dalam Membentuk Karakter Siswa
Pembentukan karakter dan attitude ini, lanjut Rachmady, adalah tanggung jawab bersama. Karakter siswa terbentuk dari pola asuh dan didik di rumah, sekolah, dan lingkungan sosial. Oleh karena itu, semua pihak termasuk orang tua siswa memikul tanggung jawab kolektif ini, sesuai dengan peribahasa: "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari."
BNSP RI optimis, dengan memperdalam pelatihan kepribadian dan service excellent tidak hanya bagi siswa, tetapi juga guru, institusi seperti SMKN 1 Tebo dapat menghasilkan lulusan berkualitas yang siap bersaing di dunia industri dan dunia usaha.
