KEWAJIBAN TERHADAP JENAZAH MUSLIM
Setiap muslim
memiliki kewajiban hukum untuk:
- Memandikan
- Mengkafani
- Menyolatkan
- Menguburkan
Kewajiban diatas
hukumya adalah fardlu kifayah (Jika kewajiban tersebut sudah dilakukan
oleh sebagian orang islam maka status fardlu untuk muslim lainya sudah gugur).
Pengurusan jenazah hukumnya fardhu kifayah, dan anjuran Rasulullah dalam hal ini adalah menyegerakannya. Namun, kadangkala pada praktiknya muncul beberapa masalah karena berkenaan dengan, misalnya kepentingan studi, penyelidikan hukum, atau adat. Beberapa praktik tersebut kerap menunda pelaksanaan pemandian jenazah yang secara otomatis menunda pula prosesi pemakaman. Munculah pertanyaan, apa hukum mengakhirkan penguburan jenazah?
Rasulullah bersabda:
أَسْرِعُوا بِالْجِنَازَةِ
فَإِنْ تَكُ صَالِحَةً فَخَيْرٌ تُقَدِّمُونَهَا إِلَيْهِ وَإِنْ يَكُ سِوَى ذَلِكَ فَشَرٌّ تَضَعُونَهُ عَنْ رِقَابِكُمْ
"Percepatlah
kalian dalam membawa jenazah. Jika jenazah itu baik maka kalian telah
mendekatkanya pada kebaikan. Jika jenazah itu jelek, maka kalian telah
melepaskan dari pundak kalian." (HR Bukhari)
Berdasarkan
hadits ini Muhammad al-Khatib al-Syirbini dalam kitab Mughni al-Muhtaj ila
Ma’rifah Alfazh al-Minhaj, berpendapat tidak boleh menunda penguburan jenazah
untuk alasan memperbanyak orang yang menshalatinya.
“(Dan tidak tunda) pelaksanaan
shalat jenazah (karena alasan memperbanyak orang yang menshlatinya) berdasarkan
hadits shahih: ‘Bersegeralah kalian dengan urusan jenazah’. Dan boleh menanti
walinya sebentar selama tidak dikhawatirkan perubahan kondisinya.” (Muhammad
al-Khatib al-Syirbini, Mughni al-Muhtaj ila Ma’rifah Alfazh al-Minhaj [Beirut:
Dar al-Kutub al-Ilmiyah t. th.], Jilid II, h. 51)
Dengan
mengulas pendapat Imam Nawawi, Muhammad al-Khatib al-Syirbini lalu merinci
bahwa ketika sebelum shalat jenazah telah hadir beberapa orang, maka yang belum
hadir tidak perlu ditunggu. Beliau lalu melanjutkan:
TATA CARA SHOLAT JENAZAH
Berikut ini tata cara sholat jenazah sesuai dengan urutannya:
TAKBIRATUL IHRAM SAMBIL BERNIAT,
LALU BACA SURAT AL FATIHAH
Cara berniat adalah dengan mengingat dalam hati akan sholat jenazah empat kali takbir terhadap jenazah itu fardhu kifayah. Setelah takbiratul ihram, letakkan tangan di antara dada dan perut sebagaimana sholat pada umumnya, lalu membaca surat Al Fatihah.
TAKBIR KEDUA LALU MEMBACA SHOLAWAT
Takbir sambil mengangkat tangan setinggi telinga atau sejajar bahu. Kemudian kembali meletakkan tangan antara dada dan perut. Setelah itu membaca Sholawat Nabi.
TAKBIR KETIGA LALU BERDOA UNTUK
JENAZAH
Membaca takbir sambil mengangkat tangan setinggi telinga atau sejajar bahu. Lalu kembali meletakkan tangan di atas pusar. Setelah itu membaca doa untuk jenazah.
TAKBIR KEEMPAT LALU BERDOA LAGI
Sambil mengangkat tangan setinggi telinga atau sejajar bahu, lalu meletakkan tangan di antara dada dan perut. Lalu berdoa dengan doa untuk jenazah dan orang-orang yang ia tinggalkan.
SALAM
Yakni mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri sebagaimana sholat-sholat lainnya.
NIAT
SHOLAT JENAZAH
Cara berniat adalah dengan mengingat dalam hati akan sholat jenazah empat kali takbir terhadap jenazah itu fardhu kifayah. Namun ada pula sebagaian ulama yang berpendapat sunnah melafadzkan niat, terutama dari kalangan madzhab Syafi’i. Untuk yang perlu melafalkan niat, maka lafal niatnya sebagai berikut:
Lafadz niat sholat jenazah (sebagai
makmum) untuk jenazah laki-laki
اُصَلِّى عَلَى هَذَاالْمَيِّتِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
(Ushollii
‘alaa haadzal mayyiti arba’a takbirootin fardhol kifaayati ma’muuman lillaahi
ta’aalaa)
Artinya:
Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai
makmum karena Allah Ta’ala.
Lafadz
niat sholat jenazah (sebagai makmum) untuk jenazah perempuan
اُصَلِّى عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
(Ushollii ‘alaa haadzihill mayyitati
arba’a takbirootin fardhol kifaayati ma’muuman lillaahi ta’aalaa)
Artinya: Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta’ala.
BACAAN SHOLAT JENAZAH
TAKBIR
PERTAMA
Bacaan sholat jenazah yang paling
awal, yakni setelah takbiratul ihram adalah membaca surat Al Fatihah, yaitu:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ . الْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ . مَالِكِ
يَوْمِ الدِّينِ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ . اهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ . صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang Menguasai Hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. Al Fatihah:1-7)
TAKBIR
KEDUA
Bacaan sholat jenazah setelah takbir
kedua adalah membaca sholawat. Yang paling afdhol adalah sholawat ibrahimiyah,
yakni:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
(Allohumma
sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa Ibroohiima
wa ‘alaa aali Ibroohim, innaka hamiidum majiid. Allohumma baarik ‘alaa Muhammad
wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa Ibroohiima wa ‘alaa aali Ibroohim,
innaka hamiidum majiid)
Artinya: Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
TAKBIR
KETIGA
Setelah
takbir ketiga, membaca doa untuk jenazah. Doa sholat jenazah ini sebagaimana
hadits riwayat Imam Muslim dalam Shahih-nya:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ
(Allohummaghfirlahu
warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu wawassi’ mudkholahu waghsilhu
bil maa-i wats tsalji wal barod. Wa naqqihi minal khothooyaa kamaa naqqoitats
tsaubal abyadho minad danas. Wa abdilhu daaron khoiron min daarihi wa ahlan
khoiron min ahlihi wa zaujan khoiron min zaujihi wa adkhilhul jannata wa
a’idzhu min ‘adzaabin qobri au min ‘adzaabin naar)
Artinya: Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah dia. Bebaskanlah dan maafkanlah dia. Luaskanlah kuburnya dan mandikanlah ia dengan air, salju dan embun. Sucikan ia dari seluruh kesalahan seperti dibersihkannya kain putih dari kotoran. Berikan ia rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Lalu masukkanlah ia ke dalam surga dan lindungilah ia dari cobaan kubur dan azab neraka.
DOA
UNTUK JENAZAH PEREMPUAN
Untuk jenazah perempuan, bacaan
sholat jenazah tersebut menjadi:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا وَوَسِّعْ مُدْخَلَهَا وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهَا دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهَا وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا وَأَدْخِلْهَا الْجَنَّةَ وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ
(Allohummaghfirlahaa warhamhaa wa’aafihaa wa’fu ‘anhaa wa akrim nuzulahaa wawassi’ mudkholahaa waghsilhaa bil maa-i wats tsalji wal barod. Wa naqqihaa minal khothooyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danas. Wa abdilhaa daaron khoiron min daarihaa wa ahlan khoiron min ahlihaa wa zaujan khoiron min zaujihaa wa adkhilhal jannata wa a’idzhaa min ‘adzaabin qobri au min ‘adzaabin naar)
DOA
SHOLAT JENAZAH SINGKAT
Boleh juga membaca doa sholat
jenazah yang lebih singkat:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ
(Allohummaghfirlahu warhamhu
wa’aafihi wa’fu ‘anhu)
Artinya: Ya Allah, ampunilah dan
rahmatilah dia. Bebaskanlah dan maafkanlah dia.
Untuk jenazah perempuan, doa singkat
tersebut menjadi:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا
(Allohummaghfirlahaa warhamhaa wa’aafihaa wa’fu ‘anhaa)
TAKBIR
KEEMPAT
Setelah takbir keempat membaca doa
sebagaimana hadits riwayat Imam Abu Dawud:
اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَ اغْفِرْ لَنَا وَلَهُ
(Allohumma laa tahrimnaa ajrohu wa
laa taftinnaa ba’dahu waghfirlanaa walahu)
Artinya: Ya Allah, jangan
haramkan kami dari pahalanya dan jangan cobai kami sepeninggalnya. Ampunilah
kami dan ampunilah dia.
Jika jenazahnya perempuan, maka doa
sholat jenazah setelah takbir keempat menjadi:
اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهَا وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهَا وَ اغْفِرْ لَنَا وَلَهَا
(Allohumma laa tahrimnaa ajrohaa wa
laa taftinnaa ba’dahaa waghfirlanaa walahaa)
Setelah itu mengucapkan salam:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَ بَرَكَاتُهُ
(Assalaamu’alaikum warohmatulloohi
wabarookaatuh)
Artinya: Semoga keselamatan
rahmat Allah dan berkahNya limpahkan kepada kalian
KEUTAMAAN MENSHOLATKAN JENAZAH HINGGA
MENGUBURKANNYA
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ وَلَمْ يَتْبَعْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ فَإِنْ تَبِعَهَا فَلَهُ قِيرَاطَانِ. قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ أَصْغَرُهُمَا مِثْلُ أُحُدٍ
“Barangsiapa
menshalatkan jenazah dan tidak mengiringinya (ke pemakaman), ia akan memperoleh
pahala sebesar satu qirath. Jika dia juga mengiringinya (hingga pemakamannya),
ia akan memperoleh dua qirath.” Ditanyakan, “Apa itu dua qirath?” Beliau
menjawab, “Yang terkecil di antaranya semisal Gunung Uhud.” (HR. Muslim)
Sumber
: https://bersamadakwah.net/sholawat-nabi/
Sumber
: https://islam.nu.or.id/post/read/79494/hukum-menunda-penguburan-jenazah