Dahysatnya Krakatau 83, dan Rentetan Bencana 2018

Suaratebo
Dahysatnya Krakatau 83, dan Rentetan Bencana 2018


Suaratebo.net – Universitas Oxford Inggris merupakan penulis National Geographic menyebutkan bahwa ledakan Gunung Krakatau tepatnya pada tanggal 27 Agustus 1883 pukul 10.25 adalah ledakan yang terbesar dan suara yang terkeras, akibat vulkaninya meluluhlantakkan populasi manusia yang sangat besar, inilah yang ditulis oleh Simon Winchester yang merupakan ahli geologi lulusan Universitas Oxford Inggris tersebut.
Letusan gunung Krakatau tercatat dalam Guinness Book of Records yang merupakan ledakan yang paling hebat yang tercatat dalam sejarah, suara letusan gunung Krakatau terengar sampai Australia, Alice Springs serta pulau Rodrigues 4.653 kilometer bahkan kedahsyatan ledakan gunung Krakatau tersebut 30 ribu kali lebih kuat dari daya ledak bom atom Nagasaki.

Efek dari ledakan tersebut menyebabkan bencana besar Tsunami (Gelombang Tinggi) setinggi 40 meter, hingga menyapu rata daratan, menghancurkan desa – desa, letusan tersebut juga mengakibatkan lonsor bawah laut, hingga menambah kuatnya tekanan dan hantaman Tsunami ke kawasan Merak, Cilegon, Cilamaya, Banten dan daerah lainnya hingga tercatat sebanyak 295 daerah hingga merenggut nyawa sebanyak 36.417 rambatan tsunami ini juga dirasakan di pantai hawai dan lainnya.


Akibat dari letusan gunung Krakatau pada tahun 1883 tersebut mengakibatkan perubahan iklim dunia, dala beberapa hari semburan abu vulkanik menutupi sinar matahari hingga langit terlihat sedikit gelap dan redup, muntahan material gunung tersebut tidak hanya di rasakan masyarakat Indonesia, namun ada beberapa Negara lain, seperti Australia, Sri Lanka, India dan lainya, selain itu dampak dari letusan gunung tersebut menyebabkan perubahan iklim cuaca yang tidak beraturan hingga tahun 1888.

Kini anak gunung Krakatau yang juga disebut gunung berapi, kembali muncul dan mulai menampakkan kekuatannya kepada dunia, tragedi yang sangat mengerikan di bumi Indonesia mulai dari beberapa kejadian bencana alam yakni :
1.      Gempa yang berkekuatan 6.1 Skala Richter terjadi di Kabupaten Lebak Banten pada Selasa, 23 Januari 2018
2.      Longsor yang terjadi di Brebes yang pada, Kamis 22 Februari 2018 sekitar pukul 14.30 WIB.
3.      Meletusnya gunung Sinabung Jumat 6 April 2018, hingga menyemburkan awan panas hingga ketingian 3.500 meter.
4.      Gempa di Lombok berkekuatan 7.0 SR mengguncang wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu 5 Agustus 2018 yang terjadi terjadi sekitar pukul  18:46:35 WIB.
5.      Gempa bumi dan tsunami terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat  28 September 2018, Gempa pertama kali mengguncang Donggala pukul 14.00 WIB Gempa tersebut berkekuatan 6 SR dengan kedalaman 10 km dari permukan laut.
6.      Bencana longsor terjadi di beberapa daerah yakni di Kabupaten Mandailing Natal, Kota Sibolga, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Utara yakni Kecamatan Natal, Lingga Bayu, Muara Batang Gadis, Naga Juang, Panyambungan Utara, Bukit Malintang, Ulu Pungkut, Kota Nopan dan Batang Natal pada Jumat 12 Oktober 2018.
7.      Bencana di kawasan Banten dan Lampung pada 23 Desember 2018.

Dari ketujuh bencana alam yang terjadi di tahun 2018 ini, yang terakhir adalah bencana banten dan lampung, apa sebenarnya penyebab terjadinya tsunami tersebut.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menjelaskan melalui siaran persnya, disinyalir ada 3 sebagai penyebab Tsunami di Pantai Barat Banten, yaitu 1. Gelombang tinggi karena cuaca, 2. Erupsi Gunun akan Krakatau, 3. Tsunami Banten dan Lampung.

Didalam siaran Pers, BMKG telah mendeteksi dan juga memberikan peringatan dini tentang gelombang tinggi mulai dari tanggal 22-25 Desember pukul 07.00 WIB di wilayah perairan Selat Sunda, hingga dapat diprekirakan bawha penyeba terjadinya bencana tsunami di banten dan lampung disebabkan oleh aktivitas Gunung Anak Krakatau, akibat dari tsunami tersebut juga merenggut puluhan nyawa.

Tidak ada yang mampu mendeteksi kapan akan terjadinya bencana, dan dimana akan terjadi, tidak ada salanya kita mengantisipasinya, apalagi saat ini di musim hujan, lebih baik lebih berhati – hati lagi, jauhi tempat – tempat yang rawan akan bencana alam. (Red)

Pos Terkait