Suaratebo.net. Muaratebo - Adanya dugaan persekongkolan jahat pada lelang proyek di Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Tebo, membuat aktivis Jambi bernama Febri angkat bicara.
Pasalnya, adanya layangan surat dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tebo nomor 049/23/KOMINFO/2018, perihal Pemberitahuan Kerusakan Server LPSE. Kerusakan pada Server tersebut menjadi kesempatan pihak ULP dan Diskominfo Tebo untuk bermain mata.
"Dugaan persekongkolan jahat ini, kini tengah berlangsung," Ujar Febri pada press release pada awak media, senin (04/06/2018).
Dalam surat yang ditujukan kepada Kepala ULP Tebo dijelaskan bahwa, pada Rabu 30 Mei 2018, sekitar pukul 06.00 Wib terjadinya kerusakan server LPSE Kabupaten Tebo yang diakibatkan matinya sevice SPSE v3, sehingga aplikasi LPSE Kabupaten Tebo tidak dapat digunakan secara normal sampai saat ini.
Oleh karena itu, Dinas Kominfo selaku pengelola server LPSE sedang berupaya melakukan pemulihan server LPSE agar dapat digunakan kembali. Surat pemberitahuan tersebut ditandatangani langsung oleh Wakil Ketua LPSE Kabupaten Tebo, Izhar, SE.
Berdasarkan surat itu, lanjut Febri, kenyataan yang ada sampai saat ini lelang atas sejumlah paket terus bermunculan. "Jadi patut kita pertanyakan ada apa dengan ULP dan Dinas Kominfo Tebo. Server dinyatakan rusak namun paket-paket lelang terus digelontorkan," kata Febri.
Lebih jauh dijelaskan Febri, saat ini ada16 paket yang dilelang di LPSE. Dan sekarang baru muncul lagi 7 paket. Dari sejumlah paket yang ditayang tersebut, ada beberapa rekanan yang bisa mengupload berkas.
"Jadi wajar saja kita menduga ada persekongkolan jahat antara ULP dan Dinas Kominfo Tebo pada lelang proyek di LPSE, " tutupnya.
Terkait dugaan persekongkolan jahat ini, Heri Joni Kepala ULP Tebo belum bisa dikonfirmasi. (ST-end)